Tiga Elemen Penulisan Kreatif dalam Blog

6 February

Kali ini aku bakal ngeshare " Tiga Elemen Penulisan Kreatif dalam Blog " yang aku dapet dari blognya Bang Dika yaitu radityadika.com . Sapa tau bisa ngebantu temen-temen. Oke deh langsng aje. Cekidot...

-----

Tiga Elemen Penulisan Kreatif dalam Blog
by Raditya Dika

Dalam menulis sebuah entri dalam blog yang asyik, kita dapat menggunakan elemen-elemen penulisan kreatif yang kebanyakan dipelajari untuk membuat sebuah karangan fiksi. Di bawah ini saya mencoba untuk memeberikan tifa elemen penulisan kreatif yang bisa diaplikasikan dalam membuat sebuah entri blog yang menarik.

1. First Sentences yang Menarik
Di dalam ranah dunia internet, kita semua somewhat terkena ADD ( attention disorder deficit ). Pembaca punya attention span yang rendah. Jika mereka tidak suka dengan blog kita mereka bisa dengan mudah langsung pindah ke website lain dengan satu klik.

Nah, inilah mengapa kita perlu first sentence yang punya dahsyat di dalam entri kita.

Di dalam dunia menulis dan perbukuan, semua buku yang baik punya first senteces yang engaging untuk membawa pembaca larut ke kalimat-kalimat selanjutnya sampai buku tersebut habis. Di dalam dunia blog, entri kamu juga harus punya first sentences yang keren agar orang kecantol dalam waktu singkat.

Apa yang terjadi jika kam kesasar ke sebuah blog dan kalimat pertama yang kamu baca seperti ini :
" Gue pagi ini bangun terus mandi. Kesekolah lagi. Males Ded. " Kemungkinan besar, kamu bakal berpikir " Diary anak sekolahan lagi. Basi ahh. " Lantas kam langsung menutup browser tersebut.

Bandingkan jika kamu kesasar ke sebuah blog dan rangkaian kalimat pertama yang kamu baca seperti ini : " Untuk pertama kalinya saya akan bercerita tentang sejarah " Seratus " dalam hidup saya. Bukan karena cerita itu teramat penting dan besar, tapi justru karena keremehannya yang luar biasa. "

Saya, begitu  membaca first sentences barusan akan berpikir, " Apa sih ' seratus ' ini ? Seberapa remen dia ? Selanjutnya, saya membaca tulisan tersebt sampai habis. Tulisan yang kedua, saya kutip dari blog Dewi Lestari.

Kecermatan dan kepiawaian kita untuk membuat first sentences yang menarik akan membuat pembaca tergelitik untuk membaca kalimat-kalimat berikutnya. Setelah itu, kamu hanya perlu konsisten untuk membuat kalimat-kalimat berikutnya bisa sebaik kalimat yang pertama kamuu buat.

Ingat, tulisan kamu harus punya hook. Kamu harus punya sesuatu yang merangsang rasa penasaran sekaligus keinginan pembaca yang tiba-tiba tersasar. Tanyakan ini pada diri kamu sendiri : " Jika gue nyasar ke blog gue sendiri dan ngebaca kalimat pertama ini, gue bakal mau baca sampe habis gak ya ? "

2. Buatlah Tulisan yang Ekonomis
Robert McKee, seorang lecturer dalam bidang penulisan, pernah berkata " 90% of first drafts is shit ". Ini berarti, kebanyakan, tulisan yang pertama kamu buat itu jelek.Tulisan dalam first draft adalah tulisan yang tidak bersruktur, patah-patah, dan lepas dari otak kamu begitu saja. Kemungkinan besar, tulisan di draft pertma kamu juga adalah tulisan verbosal, yaitu tulisan yang terlalu boros kata-kata dan tidak ekonomis.

Nah, sebelum kamu klik tombol " post " itu, coba cek kembali apa yang kamu tulis. Apakah penggunaan kalimatnya sudah logis ? Cek kembali logika kalimat yang salah. Cek kembali ejaan, atau terminologi yang benar. Bunuh semua kata yang tidak perlu. Tulisan yang baik adalah tulisan yang tight : kencang dan sempit. Perhatikan pacing setiap kalimat. Kata demi kata. Apakah tulisan kamu mempunyai tempo yang enak untuk diikuti ? Tulisan yang baik adalah tulisan yang seperti musik, ada tempo teratur, ada jeda untuk menarik napas, ada nada yang mengalir.

Baca kembali first draft kamu sebagai pembaca, cek dulu apakah diksi yang kamu gunakan tidak redundan. Misalnya, kamu menemukan kalimat : " gue pergi ke rumah gue pas adek gue pulang dari kampus malem-malem " , ini jelas redundan. Coret semua kata " gue " hingga kalimatnya lebih efektif dan ekonomis, menjadi : " Gue pergi ke rumag, pas adek pulang dari kampus. "

Seperti yang kebanyakan orang bilang, first draft hanya untuk ' mengeluarkan apa yang ada di kepala " . Draft kedua ditulis untuk " mrmperbaiki apa yang sudah ditulis. " Dan draft ketiga untuk " membuat tulisannya bersinar" . Jangan terburu-buru dalam menulis sebuah tulisan, buatlah menjadi semenarik mungkin.

3. Menemukan dam Menggunaka Voice Anda Sendiri
Pernakah kamu mengangkat telepon, dan hanya dari mendengar suara orang tersebut anda dapat mengenali siapa yang sedang berbicara dengan kamu ? Setiap manusia diciptakan dengan warna suara yang berbeda-beda. Ada yang cempreng, ada yang berat, ada yang kayak orang kejepit. Apa pun itu. warna suara dapat membedakan antara satu orang denga orang yang lain.

Seperti halnya dengan dunia penulisan, setiap penulis yang baik hanya punya " voice "-nya sendiri. Kamu tahu bagaiman agaya khas Hilman Hariwijaya dalam menulis. Kamu tahu, bagaiman Gunawan Muhammad ketika kamu membacanya. Atau bahkan, kamu bisa menebak diksi ( kosakata ) apa yang biasanya dalam esai-esai Eep Saefuloh Fatah. Gaya menulis Djenar Maesa Ayu, gaya Ayu Utami, mereka punya gaya yang khas. Semua penulis tadi mempunyai voice yang begitu khas.

Cara paling gampang untuk tahu apakah kamu sudah punya voice atau belum : jika ibu kamu membaca tulisan kamu, tanpa diberitahu bahwa itu adalah milik anada, dan dia bisa bilang. " Wah, ini tulisa anak saya. ". Berarti selamat kamu udah puny voice.

Voice yang khas membantu kita untuk mendefinisikan diri dari penulis yang lain. Dalam menulis blog, voice yang khas juga akan  membuat kita terlihat berbeda dari penulis blog-blog lain. Punya voice akan memisahkan kita dari " blogger lainya " menjadi " blogger yang itu tuh, yang tuisannya begini... " .

Lantas bagaimana cara kamu menemukan voice kamu sendiri ? Jawabanya sederhana : banyak membaca dan berlatih. Dengan membaca banyak buku yang ditulis penuis lain, sambil menganalisa-nya, kita akan dengan sendiri mengadaptasi gaya-gaya mereka untuk memperkuat personality dan voice kita sendiri. Mengadaptasi tentunya.

Pelajari bagaiman kekuatan Haruki Murakami dalam mengkonstruksi sebuah dialog, pelajari narasi Chuck Palahniuk yang minimalistik dan maskulin, pelajari bagaiman Hilman hariwijaya menggiring orang untuk tertawa. Satukan apa yang telah kamu pelajari, tanamkan dalam-dalam di diri kamu, dan keluarkan personality kamu sendiri.

Dengan banyak membaca kam akan mendapatkan banyak referensi. Di samping itu, dengan banyak berlatih kamu akan tahu cara penyampaian seperti apa yang paling asik buat kamu. Kamu akan memilih diksi yang paling mewakili gaya tulisan kamu. Menulis dan berlatih, dan jadilah berbeda dari orang-orang yang lain.

Tentu saja, tiga elemen di atas hanya sebagian kecil contoh bagaiman kita menggunakan elemen penulisan kreatif untuk membuat postingan blog kita menjadi lebih baik. Masih banyak elemen-elemen lain seperti : komposisi naras vs dialog, deskripsi yang efektif, setting dan konteks, dan lain-lain.

Hope that helps !
:D

0 komentar:

Posting Komentar

 
;